IMPIAN YANG TERTUNDA

2014-04-23 / Liliez Virgo Annie / IMPIAN YANG TERTUNDA / Bahasa Indonesia / Tidak ada


IMPIAN YANG TERTUNDA

”Rina,....katamu ke Taiwan mau cari duit buat modal, buat kehidupan yang lebih baik. Tapi ternyata, kamu pulang akhirnya begini lagi”. Ku tangkap ada kekecewaan di sela-sela kalimat yang kakakku lontarkan, sewaktu aku baru pulang dari Taiwan 5 tahun lalu. Dan kalimat yang sama terulang lagi 2 tahun lalu.

Yach..... sudah 2X ke Taiwan, tapi aku selalu mengecewakan keluargaku.
Pergi...... dan pergi.... lagi.
Sebenarnya niat awal ku hanya pergi ke Taiwan 1X saja, cari modal untuk usaha kecil-kecilan. Apa daya .... setelah finish kontrak pulang Indonesia, selalu saja duit tak cukup buat modal usaha.

Teringat dengan jelas 2X ke Taiwan yang lalu, setiap mau finish kontrak yang ku lihat hanyalah bertumpuk-tumpuk lembaran pulsa. Seperti layaknya penjual pulsa.
Hati ku miris, nyesel, dan selalu berjanji pada diri sendiri,... tak akan terulang lagi. Tapi kenyataan, aku selalu mengulang dan mengulang lagi.

Kalian pasti menyayangkan sekali, sudah jauh cari duit sampai ke Taiwan, tapi pulang tak bawa hasil. Hanya karena tergoda oleh pulsa. Tapi itulah kenyataan yang ku alami.
Setiap aku bete, bosan, hati lagi kacau, pasti larinya ke pulsa. Telpon sana sini habis-habisan. Karena selain begitu, aku tak ada pelarian lain lagi. Aku sama sekali tak ada hari libur. Akibatnya, giliran hampir finish kontrak, terasalah aku tak punya tabungan.

Kali ini ke Taiwan yang ke 3X nya. Aku masuk PJTKI lagi. Dan potongan dari awal lagi. Tapi tak mengapalah, aku harus semangat. Kali ini harus berhasil mengumpulkan modal.
Aku tak ingin mengecewakan keluarga ku lagi.

Menjelang jadwal penerbangan, kakakku datang ke penampungan. Rasanya ku seneng banget. Ternyata keluargaku masih peduli padaku.
”Rina, ... sekarang kamu pergi lagi, janganlah kamu sia-siakan waktu dan umur mu. Berhematlah, biar pulang nanti kamu bisa buka usaha sendiri, walaupun usaha kecil-kecilan. Dan seterusnya tak perlu pergi lagi. Telpon juga seperlunya saja, jangan tiap hari telpon. Berusahalah untuk menabung. Fikirlah masa depan mu”. Kakak menasehatiku.
”Iya kak, aku akan berusaha untuk tak mengecewakan keluarga lagi. Nasehat mu akan ku ingat selalu”. Jawab ku sambil tertunduk.

Sesampainya di Taiwan, aku di bawa ke kantor Agency dulu. Setelah menanda tangani surat-surat dan di kasih penjelasan tentang Job ku, akupun di antar ke rmah majikan.
Alhamdulillah, ..... walaupun kerjaku sama seperti yang dulu tanpa hari libur, tapi suasana rumah sangatlah nyaman. Keluarga majikan ku semua ramah dan baik.

”Rina,.... kamu kalau internetan pakai apa, pulsakah?” tanya Nyonya ku di suatu hari.
”Iya. Pakai pulsa, Nyonya”. Agak kaget ku menjawabnya. Soalnya baru majikan inilah yang tanya aku begini.
”Rina,.... kamu pakai saja wifi rumah. Biar lebih irit, tak usah beli pulsa lagi. Ini ku kasih paswordnya”. Nyonya ngomong sambil mencatat pasword di secarik kertas.
”Terima kasih , Nyonya”. Aku seneng banget. Ku terimalah kertas itu.

Sejak itupun, aku bisa lebih berhemat. Karena tak usah beli-beli pulsa lagi. Untuk telpon dan sms, aku lakukan lewat internet.
Kali ini, aku benar-benar bisa menabung. Tiap bulan sehabis gajian, duit pasti aku tabung dan juga tak lupa kirim buat Ibu.

”Rina,.... kamu masih mau kembali lagi kan?” tanya Nyonya, beberapa bulan lalu.
”Ma’af Nyonya, aku sudah ada rencana lain di Indonesia”. Jawab ku.
”Oh begitu. Sebenarnya kalau kamu mau kembali lagi. Aku akan bantu mengurusnya lewat Direct Hiring. Apa kamu tak merasa sayang, melewatkan kesempatan ini. Kamu tinggal cuti saja dan kembali dengan gaji full, tanpa potongan”.Nyonya ku menjelaskan.
” Yach,.... sebenarnya sayang juga sih, tapi aku sudah mantap untuk pulang Indonesia dan buka usaha sendiri di sana. Jadi tak bisa ke Taiwan lagi. Terima kasih atas kebaikan Nyonya dan ma’af, terpaksa aku harus menolak tawaran Nyonya”. Aku berusaha kasih penjelasan.
”Ok kalau begitu. Mudah-mudahan kamu bisa sukses di Indonesia, Rina”.
”Terima kasih atas do’a nya, Nyonya”. Ucap ku.

Sekarang, tibalah kontrak kerjaku berakhir. Saatnya aku pulang Indonesia, untuk mewujudkan impian yang telah tertunda selama bertahun-tahun.
Alhamdulillah ,....
Terima kasih Ya Allah, kali ini aku bisa menyenangkan keluarga ku.