pesan terakhir

2015/5/31 / christina bridge / pesan terakhir / Indonesia 印尼 / tidak ada

Pecan Terakhir

                Setiap orang tidak ingin cita-cita yang di impikannya padam begitu saja ,Ani sesosok  gadis hitam manis dari desa di wilayah Surabaya Jawa Timur bermimpi menjadi seorang guru hilang begitu saja setelah mendengar ucapan dari Bapak bahwa sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolahnya di jenjang lebih tinggi karena masalah ekonomi  dan saudara  yang masih kecil juga perlu pendidikan sekolah .apaboleh buat hanya modal berani mencoba melamar kerja kesana-sini tidak di terima di karenakan kurang  memenuhi syarat .ada tetangga yang menawarkan Ani untuk kerja ke luar negeri  dengan gaji yang besar daripada gaji di desanya, ada hari libur ,majikan yang baik ,makanan yang lezat dari situlah Ani terhipnotis oleh tetengganya tsb,.
               Tidak di sangka jabatan yang dulu  Ani paling tidak suka kini jatuh padanya ,keluarga Ani dengan terpaksa mengizinkannya untuk pergi merantau ke Negeri orang demi kesejahteraan keluarga dan masa depan Ani sendiri .Tak pernah tersirat dalam benak Ani untuk berpisah dalam waktu 3 tahun lamanya dengan keluarga .Dada Ani terasa sesak di mana tiba saatnya untuk dia terbang mengadu nasib ke negeri Formosa dengan Bahasa, Agama ,Budaya,Lingkungan  ,Makanan ,cuaca yang berbeda membuat hatinya khawatir apakah dirinya sanggup menghadapi itu semua tanpa ada sanak keluarga di sana.
                ‘’Ani maafkan Ibu Bapakmu tidak bisa disamping selalu menjagamu hanya do’a yang bisa kami panjatkan kepadaNya untuk selalu menjagamu semoga sehat walafiat ,kamu sudah besar bisa menilai apapun yang benar dan yang salah ,jaga nama baik keluarga dan bangsa ,di sini senantiasa menunggumu kembali membawa kabar baik ,jadilah orang yang sabar dan pemaaf’’ ucap Ibu kepada Ani saat kunjungan akhir  di penampungan .
                 ‘’terima kasih Ibu Bapak atas Do’anya Ani akan berusaha menjadi yang terbaik demi keluarga ‘’.
Jawab Ani yang meneteskan air mata dengan memeluk erat Ibunya.
                 ‘’hati-hati Ani jaga kesehatan Bapak dan adik-adikmu berdoa untukmu ‘’ucap Bapak sembari menetesnya butir air mata.’’terima kasih semuanya pesan kalian tersimpan jelas di ingatanku’’jawab Ani dengan mencium tangan Bapak.
                                                                                    ***
                 Tibalah Ani menginjakkan kaki di negeri Formosa, begitu terkejutnya dengan apa yang di lihat surga dunia bumi Formosa yang tidak pernah dilihat dengan mata telanjang sebelumnya banyak menawarkan sejuta keindahan .Di Kaushiung fengshan city Ani mendapatkan job merawat nenek yang sudah pikun karena akibat jatuh dari tangga dan dalam kepalanya terdapat segumpal darah yang tersumbat .keluarga nenek bermarga Huang tinggal di apartement lantai 7 sederhana tapi mereka memegang teguh kepercayaan yang di anut .nenek di karuniyai 3 anak perempuan 1 anak laki-laki di panggil keke. kakek sudah di panggil menghadap sang kuasa ,sekarang Ani tinggal bersama anak ke-2 perempuan yaitu majikan . El-ce Ani panggil majikan perempuan karena dia tidak mau di panggil dengan sebutan tai-tai.El-ce mempunyai 1 anak perempuan di panggil mei-mei karena  masih muda dariku yang  bekerja seprofesi di rumah duka juga perawatan devisi  dan 1 anak laki-laki masih sekolah dasar di panggil Titi.
Nenek Huang berumur 78 tahun mengidap penyakit Diabetes Militus,Jantung, Tekanan Darah Tinggi dan yang paling Ani khawatir adalah penyakit pikun .sekamar Ani tidur di bawah beralaskan tikar dengan nenek Huang diatas ranjang elektrik.El-ce mengatakan pada Ani makanan untuk nenek tidak boleh terlalu asin ,terlalu manis ,tidak boleh terlalu banyak makan nasi putih karena makanan seperti itu tidak boleh masuk dalam tubuh nenek ,dapat menambah kadar gula dalam tubuh dan banyak minum air putih.
‘’iza El-ce saya mengerti ‘’    jawab Ani seraya bingung bagaimana rasa makanan untuk nenek kalau aku tidak bisa  masak.
‘’Apakah kamu bisa memasak Ani?  ‘tanya El-ce
‘’maaf El-ce saya tidak bisa memasak makanan cina ,mohon El-ce untuk ajari saya memasak,terima kasih’’jawab Ani
Ani mengatakan pada El-ce bawasanya dia tidak memakan daging babi apapun bentuk dan juga minyaknya dan izin untuk sembayang .Tapi El-ce tatap memasak dengan daging babi ,dia bilang jikalau kamu tidak makan daing babi kamu tidak punya tenaga untuk kerja merawat nenek dan saya tiddak bisa setiap hari membeli daging sapi untuk kamu makan sedangkan nenek tidak makan daging sapi dan saya tidak izinkan sembahyang kamu saya gaji untuk kerja bukan sembahyang.Tidak ada masalah bagi Ani untuk tidak makan daging ,makan dengan sambel bawang pun dia bisa kenyang tanpa harus merugikan majikan .disetiap makan malam bersama nenek Huang selalu menawarkan makanan babi pada Ani ,dia  menolak tawaran nenek dengan sopan supaya lain kali tidak ditawari lagi.tapi cara tersebut sia-sia nenek pikun .ini tantangan besar bagi Ani ,ingin berontak menolak job kerja tersebut tapi Agen mengancam bila tidak mau melakukan pekerjaan tersebut Ani akan dipulangkan ke Indonesia.Ani menangis di setiap malam tiba rindu pada keluarga ,basah pipi’ bibir memajatkan do’a semoga Tuhan memaafkan hamba ,memberi hati yang sabar dan lapang menjalani rintangan.
                                                                                   ***
Waktu terus berjalan Ani yang sekarang sudah pandai Bahasa mandarin ,Taiyi dan memasak nenek Huang yang masih bisa berjalan  dengan bantuan tongkat  setiap sore pergi ke taman yang tak jauh dari apartement.setelah pulang dari taman nenek Huang duduk di kursi ruang tamu sambil menonton televise menunggu Ani selesai masak untuk makan malam .
‘’’bruaak’’ ….   suara terdengar keras dari ruang tamu .
‘’Oh nenek kenapa tidak memanggil saya ‘’ Tanya Ani sambil membantu nenek berdiri tapi nenek tambah emosi dan teriak kesakitan .
Ada anak perempuan El-ce membantu nenek Huang berdiri dan memapah ke ranjang untuk istirahat  nenek menangis teriak-teriak merasa kesakitan dan dia langsung telephone ambulans untuk membawa nenek menuju rumah sakit . sesampainya di rumah sakit  dokter mengatakan bahwa nenek patah tulang panggul tidak bisa berjalan bila tidak segera dioperasi .seluruh keluarga Huang pun setuju untuk operasi .Ani menunggu di luar ruangan operasi dan berdo’a kepada Tuhan semoga nenek di beri panjang umur .operasi berjalan lancar nenek di pindahkan keruangan pasien .selama berbaring di atas Kasur nenek Huang selalu teriak-teriak kasakitan dan tidak bisa ke toilet akhirnya memakai popok.kencing dan BAB di di popok terkadang Ani muntah melihatnya .tak lama Ani terbiasa merawat  nenek Huang dengan keadaannya agar cepat sembuh .selama 2 bulan di rumah sakit akhirnya dokter mengizikan nenek Huang untuk pulang ke rumah dan belajar berjalan.Ani yang setiap hari menerima teriakan-teriakan nenek Huang selalu bersabar dan bersabar semoga kontrak kerja nya cepat selesai dan pulang ke kampung .Jerih payah Ani tidak sia-sia melihat  nenek Huang berjalan walaupun dengan bantuan tongkat kaki empat.keluarga Huang begitu senang melihat nya .El-ce mengucapkan banyak terima kasih kepada Ani sudah merawat nenek dengan baik.EL-ce yang keseharianya sibuk  di rumah duka dan seminggu 2 kali pulang membawa kain kafan untuk di cuci menambah pekerjaan Ani.
                                                                                           ***
                   Di tengah malam nenek bangun karena merasa ingin  kencing Ani memeriksa kenapa dengan nenek tidak seperti biasa dan melihat popok yang di pakai oleh nenek ada darah segera Ani memberi tahu EL-ce tentang keadaan nenek .segera menuju ke rumah sakit masuk di unit gawat darurat setelah di periksa dokter mengatakan bahwa nenek terinfeksi peradangan uretra karena kurang minum air ,jadi dalam pengawasan dokter sehari bisa ganti 3 sampai 4 kali ganti selang kencing karena  tersumbat oleh gumpalan darah .nenek Huang di infus dengan takaran 3000 cc perhari supaya cepat gumpalan darah keluar .melihat nenek Huang yang teriak-teriak begitu marah saat ganti selang kencing menahan rasa sakit hati Ani bergetar merasa kasihan semoga nenek Huang cepat Tuhan  ringankanlah bebannya walaupun nenek Huang sering marah suka bicara kasar pada Ani sudah maafkan dalam hatinya tidak ingin ada dendam dengan orang sakit.begitu sabarnya Ani sering tangah malam tidak tidur akibat nenek merasa ingin kecing karena sudah pikun bahwa nenek sudah memakai selang kencing .El-ce dan anggota keluarga lain menjenguk dan nenek mengatakan ingin segera pulang karena di rumah sakit nenek Huang merasa sakit akibat banyak suntikan. ada kemajuan kini nenek Huang sudah tidak di infus lagi selang kecing pun juga di lepas Dokter mengizinkan pulang .nenek Huang begitu gembira mendengarnya sudah tidak sabar ingin melihat titi.
                                                                                          ***
                     Saat pergi ketaman banyak teman nenek Huang yang menyapa selamat datang nenek Huang  tidak akan Ani lupa untuk mengabadikan moment saat nenek Huang tertawa bahagia untuk kenangan.Ani kini lebih extra hati-hati dengan kesehatan nenek karena kontrak kerjanya masih 5 bulan lagi ,walupun tidak sembahyang Ani tetap berdo’a supaya nenek di beri panjang umur sampai dirinya habis kontrak. Di rumah setiap hari Ani juga harus antar-jemput sekolah Titi.walaupun tidak ada hari libur dan uang lembur Ani juga sudah merasa cukup terhibur dengan orang-orang di sekitar lingkungan mau berbagi wawasan dan juga pengalaman .
                     Ada yang aneh dengan nenek Huang di beberapa hari ini .saat Ani mengucapkan mau pergi menjemput titi nenek menjawab sampai jumpa sambil melambaikan tangan .kejadian ini membuat hati Ani tertarik untuk merekamnya ,sampinya menjemput titi Ani menanyakan pada nenek Huang kenapa selalu bilang sampai jumpa sambil melambaikan tangan dan nenek menjawab karena melihat Tuhan ingin segara  mengajaknya pulang dan bilang kepada Ani dimanapun kita berada harus saling membantu,kagum dan juga jangkal mendengar ucapan nenek Huang sebelum tidur.semoga nenek tidak ada masalah doa Ani dalam hati.                                                                                  
                      Pagi tiba saatnya nenek Huang untuk cuci muka dan gosok gigi Ani juga biasa memanggil nenek bangun sudah siang .EL-ce pagi-pagi sudah pergi kerja tinggal Ani sebentar lagi mengantarkan titi ke sekolah setelah nenek sarapan.nenek tidak menyahut panggilan Ani pun juga tidak merasa heran saat mencuci muka, dan saat mencuci tangan Ani melihat kuku nenek kenapa hitam-hitam di lihatnya kuku kaki juga hitam dan di balik tubuh nenek punggungnya juga hitam Ani segera telephone El-ce untuk segera pulang melihat nenek ada yang aneh.
 ‘’Ani ada dengan nenek’’  terdengar suara El-ce dari luar pintu
‘’saya tidak tahu ‘’ jawab Ani semakin gemetar
‘’Ani  ‘’   teriak El-ce
‘’iya  ‘’  jawab Ani gugup
‘’nenek meninggal ‘’suara El-ce melemah
‘’apa ,itu tidak mungkin’’  Ani merasa tak punya tenaga
‘’bruuuak’’ suara keras  Ani jatuh pingsan di depan pintu
Saat siuman Ani berada di rumah sakit di temani oleh Ta-ce dan keke ,mereka bilang nenek meninggal dunia dan kenapa kamu juga ikut pingsan ,karena nenek Huang sudah Ani anggap sebagai nenek sendiri jadi hati saya kaget belum siap menerima semua ini .nenek yang selama ini sehat tidak ada gejala aneh atau yang lainnya.Ta—ce membawa Ani ke rumah duka untuk sembahyang semoga dosa nenek di ampuni dan di beri tempat yang baik di sisiNya .setelah di kremasi ,abu di simpan dalam guci kemudian diletakan pada semangat pagoda ,tablet atas nama nenek Huang di bawa pulang ke rumah.
                     Walaupun masih 4 bulan lagi Ani habis kontrak tidak ada salahnya untuk pulang lebih awal ,rindu yang Ani bawa sudah menggunung tidak sabar untuk meluapkannya .Pesan terakhirmu akan aku ingat selalu terima kasih nenek Huang sudah memberiku banyak wawasan semoga arwahmu senantiasa tenang di sana.





Taipei,30 Mei 2015