CINTA DI BUMI FORMOSA

2015/5/3 / Triatno / CINTA DI BUMI FORMOSA / Indonesia 印尼 / Tidak ada

Judul: CINTA DI BUMI FORMOSA
Oleh: Ali Chekdam

SubhanaAllah...
“Sepertinya aku pernah melihatnya,” ku membatin. Kesederhanaannya membius indah ketika lawan bicaranya dihadapkan dengan sosoknya. Engkau wanita yang aku temui di bulan januari itu, kini ia berada di hadapanku.

Tiga bulan lamanya, setelah pertemuan singkat tanpa tahu pemilik nama dan statusnya, setelah tergabung dalam satu wadah organisasi IPIT, di satukan dalam kepengurusan, tak kusangka dan tak kuduga. “Mimpi apa semalam bisa bertemu dengan dirinya lagi.” Ku terus membatin. “Satu kesempatan yang tak akan aku sia-siakan. Aku ingin berkenalan dengannya”.

Setelah satu kegiatan selesai dan tepat di jam makan siang, kesempatan untuk berkenalan langsung dengannya mulai mendekat. Tapi apa lah daya, dia yang ku tunggu di kantin makan (warung Indo) tak pula kunjung datang. “Huh gagal” gerutu ku.
***

IPIT adalah singkatan dari Ikatan Pekerja Indonesia di Taiwan. Kegiatan itu seperti: bahasa mandarin, bahasa inggris, melukis dan computer. Satu lagi yang membuat organisasi ini penting dirasakan oleh BMI (Buruh Migran Indonesia) adalah ada pengaduan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah bersama TIWA (organisasinya orang Taiwan yang dengan ikhlas membantu BMI melalui IPIT). Yang mana jika ada hak–hak BMI diabaikan atau tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka TIWA ini akan mengusut kasusnya melalui jalur hukum yang berlaku di Taiwan. Kebetulan aku tergabung dalam kepengurusan memegang bagian Pendidikan, yang mengurusi jalannya kegiatan belajar mengajar.
  Aku juga sedang kuliah di Universitas Terbuka Taiwan (UTT) semester dua (2) jurusan Sastra Inggris. Sebagai Buruh pabrik di formosa, Taiwan. Aku harus pandai membagi waktu kerja dan campus, agar kondisi stamina tubuhku tetap terjaga.

Orangtuaku memberi nama Triatno, anak pertama dari tiga (3) bersaudara keseluruhan lelaki, dari kampung Malang sari, Indramayu. Dan kini datang di formosa kali pertamanya sebagai Buruh Migran Indonesia (BMI) pekerja pabrik di kawasan Thamsui. Memasuki tahun ketiga (3).

***

Matahari tak selamanya bersinar terang, kadang ada hujan dan mendung dan kadang secara tiba-tiba terdengar suara halilintar, aku yakin akan ada pelangi setalahnya. warna keindahannya menghiasi hidupku, Optimis. Dialah pelangi itu, wanita berhijab abu-abu.

01 Maret 2015 (12:00)

“Dia menghilang,” batinku.
“Kemanakah kamu” hawatirku.
“Ah,, gagal dan harus ku sesali lagi, bodohnya aku mengapa tidak mengajaknya saat jam kelas tadi untuk sekedar makan dan shalat berjamaah,” penyesalan. “Jika di depan namanya pendaftaran, dan inilah penyelesaian yang datang di akhir, hiks hiks hiks” tawaku hanya aku yang tau.

Dia terlalu sempurna pantas saja, waktu liburnya ia gunakan untuk mengisi jadwal yang sudah ia catat kemana langkah kakinya akan berhenti dan bersama siapa ia pergi, sekilas lewat status di dunia mayanya..

Dia  Buruh Migran Indonesia, aktif di dunia sastra, bernama Nok Yuli sebuah nama pena sekaligus nama facebooknya. Mungkin aku tidaklah pantas untuk menjadi temannya, berharap menjadi sahabat, mustahil itu terjadi keyakinanku pudar berkeping-keping tanpa harus ingin ku bentuk kembali walau akan terlihat keretakannya. Ketika kedua bola mata ini tertuju kedepan dengan jelas aku melihat ia sedang menikmati makan siang bersama seseorang teman ku,

“Ah dasar, semua wanita di formosa sama” aku memfonis keseluruhan wanita disini itu sama, seperti ya seperti wanita yang aku kenal jauh sebelum dia. Toh aku tahu dia sudah memiliki pasangan, sinyalku terlalu lemah untuk bisa mengenalinya, aku hapus dia dalam ingatanku. Aku mengaganggap dia sebagai tim kerja satu kepengurusan bahwa kita tergabung untuk membantu kaum buruh bersama IPIT.


“Wow, tanpa disuruh sudah selesai rupanya,” pujiku
“Terima kasih, jika sudah aku salin dalam bentuk file akan segera alin kirim ke email yang bersangkutan.” Jawabnya diringi senyum simpul sangat tipis.

 Semakin aku tak mengerti dengan perasaanku. Tidak, tidak, aku tidak boleh. Jatuh cinta, terlalu cepat jika aku harus memulai bukannya aku trauma, tapi aku sadar berpacaran hanya menimbulkan mudharat. Seperti di sampaikan.

Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah (Muhammad), “Apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kita, dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.” Kawan-kawannya mengajaknya ke jalan yang lurus (dengan mengatakan), “Ikutilah kami.” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya); dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-An’âm [6]: 71).

***
Orangtuaku, di seberang sana lama tidak mengabari kepada mereka aku harap dengan berbincang bersama keluargaku perasaan hatiku jauh lebih baik dan nyaman, sebab orangtua biasanya akan memberi satu wejangan kepada anaknya, apalagi aku yang posisinya jauh dari pantauan mereka. Ku mencoba menekan nomor hape orangtuaku lewat operator Taiwan tageta (Kartu perdana Taiwan) dengan kode Nol satu enam (016) katanya jauh lebih murah dan dapat diskon jika menelpon di hari sabtu minggu ( opst kok jadi promosi ) lalu aku tekan nomor tujuan.
“Assalamu’alaikum” sapanya
“Walaikumsalam” jawabku.
“Bagaimana nak kabarnya? Ibu kangen kenapa akhir-akhir ini jarang telpon kerumah?” terdengar sedih suara paruh baya.
“Aku sibuk banget ibu. Ibu jangan hawatir aku baik-baik saja disini.” Jawabku meyakinkan.

Obrolan basa-basi membuatku bisa kembali tersenyum, ibuku itu seperti bunga mawar, meskipun pohonnya berduri dan kelopak bunganya mudah rapuh tapi tidak lama akan menumbuhkan pucuk baru. Dan seperti itulah ibuku meskipun kadang ia terlalu cerewet namun hatinya kembali damai, karena kata mereka aku anak yang paling nurut dari kedua adik-adikku (GR; Gede rasa).

“Terdiam, bagai tersengat listrik ketika beliau bertanya kepadaku tentang sosok wanita, calon pendamping hidupku” Allah maafkan aku jika aku menjawab pertanyaan beliau dengan bohong.
“Gimana nak, apakah kamu sudah menemukan calon istrimu ibu harap setelah kamu finis kontrak kamu segera menikah, apa perlu ibu carikan perempuan sesuai yang kamu mau?” tegasnya penuh harapan.
“Sudah ibu” jawabku, dalam hati ya Allah aku mohon maaf sebesar-besarnya.
“Kamu selalu bilang sudah ada, tapi tidak ada yang kamu seriusin, apakamu tidak kepingin berumah tangga, lihat adikmu sudah bahagia dengan keluarga kecilnya, kami orangtua tidak mau kamu di langkah kedua (2) kalinya oleh adikmu” pesannya teramat dalam untuk aku uraikan saat ini.
“Sudah ada kok Bu anak Kertasemaya Indramayu dia disini bersamaku, jadi aku mohon ibu tidak perlu mencari wanita-wanita. Aku yakin dengan pilihanku sekarang yang penting doain aku ya ibu.” Semoga penjelasanku membuat ibu merasa tenang, walau kenyataannya aku masih berbohong untuk kesekian kalinya.

Bagiku menikah, memilih calon istri yang sesuai itu tidak semudah yang aku fikirkan seketika aku masih haus akan cantiknya nonik nonik yang berseliweran di formosa aku anggap sebagai pacar, yang mengisi waktu kesepianku, penatnya kerjanya dan alasan lainnya jika aku tulis disini butuh berapa halaman. Ini masalahnya sebuah sakral suci yang akan aku pertanggung jawabkan di dunia dan akhirat. Aku harus segera meminta maaf kepada wanita yang berasal dari kertasemaya itu. Aku tau inisalah tapi apa daya. Sebuah keterpaksaan. Semoga dia tidak marah dan bisa memahiku.

***
“Alin bagaimana sudah dikirim filenya?” pesan terkirim. Harap-harap cemas. Sambil terus menjawab pertanyaan aku sendiri. Di balas tidak di balas tidak. Cluning cluning suara hape berbunyi tanda satu pesan masuk di inbok facebook. Terlihat pemilik nama alin. Dalam pesannya “Sudah”
Berdialog lama satu sama lainnya, dia akhirnya memberikan ID Linenya untuk menjangkau komunikasi yang lebih nyaman.

“Ini ID-ku nanti alin add iya” pesanku dalam inbok.
“Okey, by the way namamu siapa?” balasnya.
“Aku tunggu konfirmasinya, apa arti sebuah nama?” jawabku sambil mengirim emoji tersenyum.
“Huuuuft dasar BJBK” balasnya
“Apa tuh BJBK? Penuh tanda tanya
“Hehehehe, masa sih tidak tahu? Katanya orang Indramayu tidak faham BJBK? Sindirinya.
“Ya kasih tau dong, aku kan baru-baru ini pulang ke tanah kelahiranku dimana aku dilahirkan” jawabku mengiba.
“Buat Pekerjaan Rumah (PR) Balasnya, lalu sinyal hijau mati.
“Hemmm” aku kirim dan sambil menunggu pertemanan di Line, sebenarnya aku paling tidak suka ngobrol di line karena sebentar-bentar terputus. Saat aku tanya kenapa messenggernya tidak aktif dia selalu menjawab “Malas, lebih enak pakai Line sambil video call.” Wanita susah di mengerti, tapi setidaknya aku bisa memahami sifat-sifat dan kepribadiannya.

Dalam doaku “Ya Allah kenapa harus kepadaku, benda-benda di ruangan kamar ini seakan hidup dan menertawakanku akan satu masalah yang aku sendiri masalahnya tidak besar namun membelenggu dalam fikiranku, tidak nyaman. Berikan terbaik untukku ya Allah. Cuma Engkau yang dapat menetralkan jalan fikiranku.

Terhubung perteman di Line, setelah melewati waktu, detik, menit dan jam. Berputar pasti tak terhenti. Andai waktu bisa aku tarik ulur akan aku selami kehidupanku mendatang seperti apa, berhubung aku hanya manusia biasa yang lagi belajar menjadi jauh lebih terbaik dari yang baik. Dan hidup di zona serba modern, jaman sekarang saja coba lihat di tangan para Buruh Migran Indonesia yang tersebar di seluruh negara, apa yang mereka pegang? Hape, tablet, laptop dan camera semua keluaran terbaru dan bermerek terkenal yang dulunya hanya dapat dimiliki oleh para majikan (bos) kini semua tanpa melihat status, jika uang bisa menghasilkan kepuasan kenapa uang harus di keluarkan secara irit namun hidup dalam ketidak nyamanan. Bekerja sangat lelah dan memakan perasaan pekerjanya, namun ketika impian-impianya sudah terbeli, terwujud dan bisa berchatting ria kepenjuru dunia, rasa penat, lelah itu terbayar dengan berkomunikasi dan selagi di manfaatkan untuk kebaikan pasti teramat sempurna.

***

“Pusing aku” memulai obrolan.
“Kenapa? Habis telpon indo iya? Minta kiriman? Sudah biasa kalau orangtua meminta kiriman, karna kalau bukan sama kita anaknya akan meminta kepada siapa?” penjelasnnya.
“Bukan alin, bukan masalah kiriman, sebab jika kiriman sebelum mereka minta aku sudah kirim duluan,” jawabku sambil mengatus kata-kata untuk meminta maaf atas aku jadikan dia dalam perbincangan tempo lalu bersama ibuku.
“Lalu?” tanyanya.
“Jodoh, dan mereka berharap ketika aku finis kontrak aku bisa kepelaminan.” Kata-kataku penuh bimbang.
“Bagus itu, semoga bisa terkabul doanya” jawabnya meyakinkanku
“Maafin aku alin, aku bilang kepada orangtuaku bahwa kamu calon istriku” jawabku dengan harapan agar dapat maaf darinya.
“Ha? Kok alin sih? Emangnya tidak punya pacar?” hehehehe sambil tersenyum
“Tidak ada pacar alin.” Jawabku
“Tapi kita kan......?” timpalnya dengan kata-kata terbata
“Ya kita Cuma berteman. Karena aku ingin ta’arufan, jadi tanpa harus ada sesi pacaran, jika sama-sama cocok ayuk menikah langsung di halalkan. Jelasku
“Alin juga berfikir seperti itu aku sudah tidak lagi ingin pacar-pacaran, jika ada seseorang bisa di buat serius kenapa tidak saling melengkapi satu sama lainnya. Jawabku dengan nada bersahabat.
“Alin sendiri statusnya? Tanyaku
“Jomblo, baru putus dua minggu sebelum tanggal awal maret. So now Im free” bangganya menjadi jomblowati.

Seiring langkah waktu, roda roda kendaraan berputar-putar berhenti dari tujuan satu ketujuan lainnya. Lalu bergerak kembali, malam berganti pertigaan malam semua orang terlelap tidur bahkan di sebarang sana, sebuah pabrik dimana aku mengumpulkan NT$ teramat hening tak ada suara apapun. Inilah kehidupan malam. Tapi mengapa aku belum juga bisa melelapkan fikiranku. Dengan mengucap ayat-ayat al-quran agar aku bisa tertidur, dan kembali bersemangat.

***
Taipei Main Station, sahabat BMI menyebutnya Te Em Es (TMS) aula. Hanya akhir pekan setiap minggunya ruangan itu terpenuhi oleh pekerja buruh pabrik, pembantu rumah tangga dan mahasiswa, kegiatan aktif berbagai macam organisasi terpusat disana, karena mudah di jangkau dari BMI berbagai pelosok begitupun tempatnya amat efisien untuk bertemu. Melepas kangen bersama teman-teman senasib seperjuangan. Dan adakah senabis denganku ketika aku di lontarkan “Nikah” oleh orantua. Yang buat pacar mudah dan untuk jadikan Istri sungguh, Luar biasa. Siapakah dia? Aku tak tau.

04 Maret 2015.

“Sebaliknya aku tidak mau pacaran, aku pingin memiliki komitmen yang serius” jawabnya
“Begitupun aku, Alin” jawabku
“Tapi.....aku takut” cemasku
“Takut kenapa?” aku mencoba menyelami rasa ketakutannya sebagai perenang yang sedang berenang mencairkan air keruh beban hatinya.
“Ya aku takut saja, jika aku memiliki pacar. Karena waktuku teramat sibuk, sedangkan aku hanya memiliki jam penuh istirehat pada malam hari dari pukul sekitar 22:00 keatas itupun aku harus membagi waktu sesempit itu untuk menulis, dan belajar di kelas KPC, aku takut membuatmu merasa tidak di perhatikan.” Huffft menghembuskan nafasnya dengan penuh ketenangan.
“Alin, aku faham. Alin sekarang lagi ngapain?” tanyaku mencairkan keadaan agar kembali penuh kebugaraan dengan topik yang berbeda.
“Alin lagi ngerjain tugas KPC” jawabnya dengan suara ketikan pada keyboarnya.
“KPC itu apa?” hehehe jawabku.
“Oh.... Kejar Paket C” alin tercatat sebagai siswi setara sekolah menengah atas. Ya itu tadi yang alin katakan sebelumnya, alin tidak punya banyak waktu jika harus punya pacar disini, sedangkan pengalaman alin dengan mantan-mantan alin, mereka selalu meminta ingin di perhatikan ketika facebookku online dan telat balas inboknya mereka akan marah dan merasa alin terlalu cuek akan hubungan, huufft kadang ingin marah, meskipun facebook online tapi aku tidak selalu mainan hape, aku disini kerja” protesku.
“Insya Allah aku bisa mengimbangi waktu alin, karena aku sendiri tercatat sebagai mahasiswa Universitas Terbuka Taiwan (UTT) memiliki jadwal waktu, tugas dan Temu Tatap Muka Online (TTM Online) sampai pukul 24:00 Kurang lebih, intinya kita tidak boleh saling menuntut karena hubungan jika keduanya saling menuntut akan mudah cekcok, alin kita memiliki masalalu yang sama, aku harap kita saling melengkapi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi sebelumnya. Alin mengertikan? Tanyaku berharap dia mau menerima usulku.
“Iy ang, alin menerima semoga kita.....” jawabnya
“Alhamdulillah ya Allah, tidak lagi jomblo, jangan panggil mas, aku kan orang indramayu masa mas sih, hehehehe” candaku
“Heheheh maunya di panggil apa?” tanyanya.
“Aang ajah seperti orang Indramayu asli.” Jawabku
“Asik asik hehehe” jawabnya penuh dengan senyuman.

Ya Allah maafkan aku karena sudah berburuk sangka kupikir dia seperti wanita formosa lainnya, ternyata dia jauh berbeda. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberikan dia untukku yang bisa memahamiku, ternyata ucapanku kepada orangtua ketika aku pulang akan mengenalkannya dan membawa kesuksesan serta menantu untuk melengkapi kebahagian orangtuaku. Inilah naluri hatiku yang amat yakin dan inilah pelangiku yang mewarnai hari-hariku penuh kebahagian, dia menjadi milikku.

Minggu, 22 Maret 2015

Hanya sebulan sekali, kekasih libur aku begitu menyayangi dalam bentuk wujud sayangku aku bersama tim organisasi membuat rekaman video, lagu miliknya wali dengan judul Baik-baik sayang, mewakilkan rasa hatiku.

Aku tak ingin
Kau menangis bersedih
Sudahi airmata darimu
Yang aku ingin
Arti hadir diriku
Kan menghapus dukamu
Sayang...
Karena bagiku kau kehormatanku
Dengarkan... Dengarkan aku

Hanya satu pintaku
Untukmu dan hidupmu
Baik-baik Sayang
Ada aku untukmu
Hanya satu pintaku
Disiang dan malammu
Baik-baik Sayang
Karna aku untukmu

Semua keinginan akan aku lakukan
Sekuat semampuku Sayang
Karena bagiku kau kehormatanku
Dengarkan... Dengarkan aku

lalu kiriman video itu aku kirim untukknya, Alin. Ketika ia membuka matanya di hari senin di awal weekend. Aku sayang kamu, aku cinta kamu. Aku ingin menjagamu. Ketika link tautan terkirim untuknya. Aku harap acara tour nanti ia bisa libur dan sesuatu yang membuatku bersyukur.

“Aang jahat” pesannya.
“Ada apa sayang?” balas pesanku, sengaja aku tidak mengangkat telponnya.
“Videonya bikin aku terharu, terima kasih ya Aank, sudah buat alin merasa di sepesialin seperti ini, jujur alin terharu dan ini kali pertamanya aku di perlakukan Indah oleh kekasihku. Kenapa telpon alin tidak angkat?” pesannya


Allah terimakasih sudah membuat kekasihku bahagia, jangan biarkan dia bersedih lagi, semoga alin bulan april mendatang bisa mengikuti “Summer Trip IPIT 2015” pada 12 April 2015 akan datang.

***

“Ang, kesel, sebel, jengkel, sama majikanku, katanya kalau mau libur harus bilang jauh hari. Alin sudah meminta izin jauh-jauh hari tapi sekarang dia bilang “Tidak bisa libur di hari itu” pesannya,
“Bukan hanya kamu saja alin yang kecewa kalau alin tahu ang jauh lebih kecewa,” aku menututupi kekecewaanku agar alin disana bisa menyikapi dengan sabar.
“Sayang yang sabar iya. Kan masih ada waktu panjang barang kali majikan akan berubah fikiran lalu mengizinkan.” Nasehatku. Ya Allah berikan mukzizat untuknya agar dia diperbolehkan libur dan izinkan rencana baikku untuk memberikan kejutan antara sebuah jawaban, entah apa itu jawabannya aku siap menerima dengan ikhlas. Dari bibirnya. Aku melihat dia begitu amat terpukul atas keputusan majikannya, aku Cuma bisa memotivasi karena aku tidak tega melihatnya mengeluarkan mutiara. “Sayang jangan bersedih, senyum dong”. Pintaku.
“Hiks hiks hiks, maafin alin ang sudah bertindak seperti anak kecil,” ada senyum kecut di sudut bibirnya,
***

Memasuki bulan April, cuaca tidak bersahabat, setiap hari hujan dan gerimis, sungguh lengkap dengan deritaku, tidak adakah kesempatan untuk kami berdua untuk melengkapi kebersamaan dan mencurahkan kasih sayang ini, karena aku tau dia Tercipta dari-Mu untukku dan aku tercipta untuknya. Kami mempercayai hubungan ini semata-mata karena-Mu.

“Ang, alin jadi ikut libur, alhamduliillah” pesannya
“Yeeeeee alin libur, alhamdulillah ya Allah.” Jawabku penuh bersyukur.

12 April 2015 (14:00)

Gerimis menemani perjalanan ini, dari Taipe ke Yilan, lokasi Tour danau Mei hua. Ada kemenangan dibinar matanya ada kewajiban di hatiku untuk menjaganya walau hanya sehari. Dia itu sosok yang tak pantang menyerah di dalam bus dia memandu “Membaca Puisi” dan janjinya kepada peserta tour untuk hadiah juara satu (1) dan dua (2) mendapatkan hadiah darinya langsung Buku karya antologinya. Dan bagi sahabat Buruh migran yang tour puisi mereka akan di bukukan dengan event perdananya yang bertema “Bahagia menjadi anak tiri, bercerita Fiksi dan Non Fiksi” pada awal Mei 2015 yang akan datang. Sungguh wanita yang aktif, tetapi dia tidak suka di puji berlebihan ketika aku membenarkan dirinya, berbakat. Malah dia selalu bilang aku lelaki sempurna dan mengacungkan jempolnya untukku “Ang kebanggaan alin” Indahnya cinta di bumi formosa karena Allah. Cinta dari landasan ayat-ayat suci al-quran yang menjadi pedoman, petunjuk untuk membawanya hingga sakral suci pernikahan, di akhir awal tahun masa kontraku, februari 2016.

Setelah puas ngerjain dia, Alin. Di bantu dengan pengurus lainya. bersandiwara akhirnya aku memutuskan ketidak tegaanku lalu berkata “Alin.. Untuk menyempurnakan jalinan kasih kita, mau kah kau menerima TUNANGAN aku Jika kau terima, ambilah cincin yang KECIL dan serahkan padaku, dan akan aku pasang kan di jari manis mu.. TAPI jika kau tak menerimanya, maka ambilah cincin yang BESAR, buang lah sejauh jauhnya agar aku tak pernah merasakan lagi indahnya jalinan kasih.”

Dia memberikanku cincin yang kecil, Yeee alin menerimaku sesuai kata-kataku aku pasangkan di jari manisnya. Tepuk sorai peserta tour dan ada tangis di mereka tak luput dengan doa-doa di panjatkan untuk hubungan kita.

Sayang terima kasih sudah mau menerima tunanganku, I Love You. Ku kecup keningnya penuhnya cinta dan kasih. Terima kasih ya Allah.

Thamsui, 03 Mei 2015 (24:10)

Triatno